Seperti galeri lukisan yang kita
singgahi.
Kusam.
Sunyi.
Mistis.
Aku kerap membandingkan dinding yang
aku susuri retakannya
dengan apa yang pernah kau sampirkan di
gendang telingaku, perlahan.
Mungkin terdengar sarkastis.
Apa yang ku berikan bukanlah suatu
perumpamaan religi
yang selalu dikaitkan dengan berapa
hasil yang kau dapatkan.
Bahwa itu terdengar terlalu naif.
Sungguh, aku berharap gelengan.
Tapi harapku tak berbalas.
Aku berbicara dengan bayangan.
Dimana semuanya serempak menjelma
dinding.
Persis seperti dinding galeri tua yang
kita kunjungi.
Aku kembali kesana, dan tak menemukan siapasiapa..
Aku kembali kesana, dan tak menemukan siapasiapa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar