Sebab aku tak pernah berhenti
mengenangmu.
Karena, hidup berputar, alurnya mudah
terbaca.
seperti plastik transparan yang
membungkus benda gelap.
Atau seperti jendela rumahmu yang
menerobos langsung ke halaman.
Tanpa penghalang.
Tanpa perintang.
Sebab, pusaran waktu seakan berhenti saat aku mengenangmu.
Sebab, pusaran waktu seakan berhenti saat aku mengenangmu.
Meski aku tak pernah bisa membaca jejak
langkahmu, yang paling sederhana sekalipun.
Sejenak aku merasa gusar.
Tersesat pada kenangan samar yang mulai
memudar.
Aku rindu.
Aku rindu.
Hanya sekali ini saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar