Jumat, 10 April 2015

Sajak Kematian Matahari

Sajak Kematian Matahari

pagi
angin berhembus dingin
gemuruh mesin kendaraan memanggil bising
matahari mencuat menerkam mata yang masih pekat, mimpi-mimpi sunyi

siang
angin berhembus sepoi
mencari teduh bayang-bayang
nyanyian kehidupan mengalun di pelataran
sekerat tekat dan keberanian
matahari mencabik, mengkristalkan keringat

sore
angin berhembus menentramkan
jejak-jejak kaki menapak di pantai
menjelang kematian, matahari mengantarkan kita sampai di sini
pulang ke rumah abadi

malam
angin berhembus muram membaca tanda-tanda temaram
tiba-tiba kita berhenti tertawa
kita lupa jalan pulang

Tidak ada komentar: